Halaman

Selasa, 03 Januari 2012

Laporan Praktikum FisDas


LAPORAN PRAKTIKUM
INDEKS BIAS ZAT CAIR
MODUL 7









Oleh :
Nama : ROCHIMI
 NIM : 011.11.015
Kelompok H








PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAWIT
INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS BANDUNG
2011
Nama : ROCHIMI
NIM : 011.11.015
Kelompok : H

A.     Tujuan Percobaan
1. Memahami prinsip perambatan sinar melalui media.
2. Memahami hukum Snellius.
3. Mampu Mengukur indeks bias zat cair.

B.     Alat – alat yang digunakan
1. Penggaris
2. Jangka sorong
3. Layar
4. Bejana/wadah zat cair
5. Zat cair (air, minyak goreng)
6. Busur derajat
7. Sumber sinar laser
8. Rel kedudukan alat optik

C.     Dasar Teori
            Cahaya bergerak di ruang angkasa (hampa udara) berkecepatan sampai 299.462.945,2 m/s. Laju ini adalah kecepatan bergerak terbesar dibandingkan kecepatan objek bergerak di bumi ini. Jadi dapat disimpulkan bahwa laju rambat cahaya di ruang hampa udara (kemudian disimbolkan dengan huruf c) akan memiliki harga yang paling besar dibandingkan dengan laju rambat cahaya pada objek lain. Perbandingan atas besar kecepatan rambat cahaya di ruang hampa dengan kecepatan rambat cahaya pada suatu medium disebut dengan indeks bias mutlak. Secara matematis harga indeks bias mutlak dapat dituliskan sebagai berikut (Rosyid, Budhi, Resmiyanto, Prasatya. 2008):

             c
 n =              
            cm

Misalkan seberkas cahaya monokromatik yang bergerak dalam suatu vakum (ruang hampa) membentuk sudut datang O dengan garis normal pada permukaan zat a, dan misalkan Op1 adalah sudut bias dalam zat tersebut. Maka konstanta dalam hukum snell disebut indeks bias zat a dan ditulis na              (Sears, 1994) :

          Sin Op
na =                      .................................. (1)
          Sin Op1

Indeks Bias tergantung bukan hanya pada macam zat, tetapi juga pada panjang gelombang cahaya. Bila panjang gelombang tidak disebutkan, biasanya Indeks Bias yang diambil ialah indeks bias cahaya kuning lampu natrium yang panjang gelombang 589 nm. Berdasarkan persamaan (1), sudut bias Op1 selalu lebih kecil dari sudut datangnya. Op untuk sinar yang datang melewati ruang vakum ke salah satu benda, dimana semua angka indeks lebih besar dari satu. Dalam hal demikian, sinar melentur kearah garis normal. Jika cahaya bergerak kearah yang berlawanan, kebalikannyalah yang terjadi dan sinar melentur menjauhi garis normal (Sears, 1994).
Dengan menerapkan hokum Snell pada pembiasan yang terjadi pada permukaan antar ruang
dan zat b (misalkan Op2 adalah sudut bias zat b), kita dapatkan (Sears, 1994):

          Sin Op                            Sin Op
na =                       ,       nb =                       .......................... (2)
          Sin Op1                           Sin Op2

Dengan membagi persamaan (1) dengan (2), kita dapatkan :

            Sin Op
na =                                                                 ........................... (3)
         nb Sin Op1

Yang menunjukan bahwa konstanta hukum Snell untuk pembiasan antara zat a dan zat b tidak lain ialah perbandingan antara indeks-indeks biasnya. Berdasarkan persamaan (3) kita lihat bahwa cara termudah dan paling simetris menuliskan hukum Snell untuk dua zat a dan b dan untuk arah manapun ialah (Sears, 1994):

na sin Op1 = nb sin Op2                                   .............................. (4)

D.     Hasil Percobaan
Data hasil percobaan :
a.      Percobaan dengan bejana kosong jarak (L) 60 cm
i
r
00
00
150
380
300
530

b.      Percobaan dengan bejana berisi air jarak (L) 60 cm
i
r
00
200
150
350
300
500

c.      Percobaan dengan bejana berisi air jarak (L) 70 cm
i
r
00
150
150
240
300
460

d.      Percobaan dengan bejana berisi air jarak (L) 80 cm
i
r
00
150
150
220
300
590




e.      Percobaan dengan bejana berisi minyak jarak (L) 60 cm
I
r
00
00
150
120
300
190

f.       Percobaan dengan bejana berisi minyak jarak (L) 70 cm
I
r
00
130
150
140
300
230

g.      Percobaan dengan bejana berisi minyak jarak (L) 80 cm
I
r
00
550
150
260
300
370


E.      Pengolahan Data
Indeks bias zat cair dari setiap pengukuran :
1.      Indeks bias air pada percobaan b sudut 150
Ø         Sudut = 150
      ni sini  = nr sinr
1 . sin 150 = nr sin 350
    1 . 0,26 = nr 0,5
nair  = 0,260,57
       = 0,45

2.      Indeks bias air pada percobaan b sudut 300
Ø          Sudut = 300
ni sini = nr sinr
1 . sin 300 = nr sin 500
 1 . 0,5 = nr 0,76
 nair = 0,50,76  
       = 0,65

3.      Indeks bias air pada percobaan c sudut 150
Ø      Sudut = 150
    ni sini = nr sinr
1 . sin 150 = nr sin 240
 1 . 0,26 = nr 0,40
nair = 0,260,40
      = 0,65






4.      Indeks bias air pada percobaan c sudut 300
Ø      Sudut = 300
ni sini = nr sinr
 1 . sin 300 = nr sin 460
  1 . 0,5 = nr 0,71
  nair = 0,50,71
   = 0,70

5.       Indeks bias air pada percobaan d sudut 150
Ø      Sudut = 150
 ni sini = nr sinr
  1 . sin 150 = nr sin 220
 1 . 0,26 = nr 0,37
nair = 0,260,37
      = 0,70

6.      Indeks bias air pada percobaan d sudut 300  
Ø      Sudut = 300
 ni sini = nr sinr
  1 . sin 300 = nr sin 590
1 . 0,5 = nr 0,86
nair = 0,50,86
      = 0,58

7.      Indeks bias minyak pada percobaan e sudut 150
Ø      Sudut = 150
 ni sini = nr sinr
1 . sin 150 = nr sin 120
 1 . 0,26 = nr 0,20
 nminyak = 0,260,20
            = 1,3

8.      Indeks bias minyak pada percobaan e sudut 300
Ø      Sudut = 300
 ni sini = nr sinr
  1 . sin 300 = nr sin 190
1 . 0,5 = nr 0,32
nminyak = 0,50,32
 = 1,56

9.      Indeks bias minyak pada percobaan f sudut 150
Ø      Sudut = 150
 ni sini = nr sinr
  1 . sin 150 = nr sin 140
    1 . 0,26 = nr 0,24
 nminyak = 0,260,24
            = 1,08



10.   Indeks bias minyak pada percobaan f sudut 300
Ø      Sudut = 300
 ni sini = nr sinr
1 . sin 300 = nr sin 230
1 . 0,5 = nr 0,32
nminyak = 0,50,39
                                                                      = 1,28

11.   Indeks bias minyak pada percobaan gsudut 150
Ø      Sudut = 150
 ni sini = nr sinr
 1 . sin 150 = nr sin 260
1 . 0,26 = nr 0,43
  nminyak = 0,260,43
                               = 0,60

12.   Indeks bias minyak pada percobaan g sudut 300
Ø        Sudut = 300
 ni sini = nr sinr
 1 . sin 300 = nr sin 370
1 . 0,5 = nr 0,32
nminyak = 0,50,60
            = 0,83



F.      Analisis Data
Indeks bias merupakan perbandingan laju cahaya di ruang hampa terhadap laju cahaya didalam medium.
Berdasarkan dari hasil percobaan yang telah dilakukan kami menggunakan sebuah sumber sinar laser, sebuah bejana plastik, zat cair (air & minyak) dan busur derajat yang digunakan untuk mengukur kemiringan dari bejana plastic yang akan diukur pembiasannya.

Pada proses pengambilan data, langkah pertama yang kami lakukan adalah mengukur ketebalan dan kedalaman dari bejana plastic yang mana bejana tersebut digunakan untuk menampung zat cair (air & minyak), kemudian kami meletakkan bejana tersebut diatas busur derajat yang gtelah terpasang diatas rel.

Setelah selesai mengukur ketebalan bejana kami memulai untuk mengukur indeks bias air (nair). Dimana mencari nair tersebut kami memancarkan sinar laser dari sisi yang berlawanan dengan sisi layar sehingga sinar tersebut mengenai layar dengan kelengkungan tertentu.

Dari hasil analisis data untuk menentukan indek bias zat cair, dapat kami katakan bahwa ketebalan kaca juga mempengaruhi proses pembiasan yang terlihat pada layar , selain itu juga dipengaruhi oleh pengaturan ketinggian sinar laser yang hampir tidak sama karena terjadi goyangan – goyangan tangan (keadaan tangan pada saat memegang sinar laser tidak tetap). Hasil data percobaan juga dipengaruhi oleh penggunaan alat praktek yang kurang jelas atau asal – asalan sehingga membuat hasil percobaan menjadi kurang bagus. Namun terang lampu sangat berpengaruh terhadap pengambilan data terutama pada saat melihat pola terang gelap yang terlihat pada layar.

Di bawah ini merupakan nilai rata-rata indeks bias zat cair dari beberapa percobaan yang telah kami lakukan, dan perbandingan hasil percobaan yang telah kami lakukan dengan hasil yang ada pada literatur.


Pada air, i   = 150, (perc. b, c, dan d) :

nair rata-rata = 0,45+0,65+0,703
                   = 0,6

Pada air, i    = 300, (perc.b, c, dan d) :

nair rata-rata = 0,65+0,70+0,583
                   = 0,64

N rata-rata  = 0,6+0,642
                   = 0,62

Pada minyak, i  = 150, percobaan e, f dan g :

nminyak rata-rata  = 1,3+1,08+0,603
            = 1,0

Pada minyak, i  = 300, percobaan e, f dan g :

nminyak rata-rata  = 1,56+1,28+0,833
          = 1,22

N rata-rata = 1,0+1,222
            = 1,11


Tabel perbandingan hasil percobaan dengan literatur :

Indeks bias
Hasil percobaan
Literatur
Air
0,62
1,33
Minyak goreng
1,11
1,47

G.     Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah kami lakukan, kami dapat mengambil kesimpulan antara lain sebagai berikut :
Ø  Terang lampu dan banyaknya zat cair yang digunakan dalam proses pengambilan data juga sangat berpengaruh pada proses pembiasan yang terjadi.
Ø  Untuk indeks bias zat cair (air) diperoleh indeks bias rata-rata = 0,62. sedangkan untuk indeks bias zat cair (minyak goreng) diproleh rata-rata = 1,11.
Ø  Ketebalan suatu bejana plastik yang digunakan sangat berpengaruh pada pola pembentukan cincin terang gelap pada saat proses pembiasan terjadi.
Ø  Untuik menentukan indeks bias zat cair digunakan persamaan :
                                                           
            Sin Op
na =                  
         nb Sin Op1

H.     Referensi
Ø  Suparno Satira, Pembahasan Terpadu Modul Praktikum Fisika Dasar, 2011.
Ø  http://ketutalitfisika.blogspot.com/2009/11/laboratorium-fisika-indeks-bias-zat.html